INFORMASI SMPN 3 KOTA SERANG

SETIAP HARI MULAI JAM 09.00 WIB S/D 13.00 WIB

Jumat, 19 Juni 2009

foto jadul guru-guru smp n 3 kota serang

2 komentar:

  1. Bu Titi.. wah seperti masa-masa SMK dahulu ya?

    BalasHapus
  2. Mencari “Khilafiyyah” Islamiyyah di Pesantren

    Suatu ketika ada kejadian menarik yang dialami Penulis, saat seorang mahasiswa semester akhir di salah satu Universitas negeri terkenal di kota Yogyakarta disertai dengan dua temannya mendatangi Penulis guna turut terlibat di dalam upaya mendirikan khilafah islamiyyah (Negara Islam) di Indonesia. Pemuda ini terlihat begitu antusias dengan semangat ’45 di dalam menyampaikan maksudnya itu, hal ini terlihat bagaimana ia menjelaskan panjang lebar tentang khilafah Islamiyyah dihadapan Penulis dengan disertai dalil-dalil agama.
    “bagaimana Mas?” kalimat tanya ini akhirnya keluar juga sebagai epilog dari semua presentasi yang ia dan teman-temannya sampaikan dihadapan Penulis. Setelah tercenung sejenak Penulis akhirnya angkat bicara. “menarik juga mas..” tutur Penulis sebagai pembuka kata, dengan serentak diikuti anggukan kompak dari ketiga pemuda dihadapan Penulis. “Namun sebelum saya memutuskan, bolehkah saya bertanya hal yang saya ingin lebih ketahui tentang dasar dari semua konsep khilafah yang mas-mas tadi sampaikan?” Jawab Penulis sekaligus bertanya, inipun lantas dijawab mereka dengan anggukan kepala yang hampir serentak.
    “Coba sampeyan sebutkan apa syarat sahnya wudlu?” tanya Penulis tanpa tedeng aling-aling. Seolah tersengat listrik, ketiga pemuda dihadapan Penulis terlihat bebarengan meluruskan posisi duduk mereka, saling berpandangan dan menggelengkan kepala secara perlahan. “wah yang itu saya belum mengkajinya mas..” ujar Pemuda yang tadinya bertindak sebagai orator. Sekilas mereka tampak tak enak diri, hal ini tampak dari mimik dan bahasa tubuhnya. “lho..bukannya tadi sampeyan bertiga mengajak saya turut serta di dalam pendirian Khilafah Islamiyyah? Bukankah itu sesuatu yang besar dan bersifat lanjutan?” Penulis mulai mencoba membuka wacana. “lalu bila syarat sahnya wudlu saja tidak mengerti, saya yakin antum bertiga juga tidak mengetahui apa-apa saja syarat sahnya sholat dan seterusnya. Padahal itu lebih wajib dipahami sebelum hal-hal khilafiyyah seperti wacana Khilafah itu. Lalu bagaimana dengan sholat dan perlakuan terhadap al-Qur’an kalian selama ini? Bukankah itu mensyaratkan adanya wudlu yang shahih?.
    “memang syarat sahnya wudlu apa sih mas?” tanya pemuda yang paling kiri, tampaknya ia merasa risih dengan pertanyaan Penulis. Ia bertanya sembari menata buku-buku yang tadinya ditawarkan kepada Penulis. “sederhana saja koq, guna mengetahui syarat sahnya wudlu dan ibadah-ibadah lainnya..” Jawab Penulis. “apa mas.???.” Jawab mereka serentak dengan antusias ’45 yang sama. “Mondok’o…” Jawab Penulis menutup pembicaraan di siang yang panas itu, sembari tersenyum penuh makna.

    ***Mondok’o (bahasa Jawa) artinya adalah “..Mengajilah di Pondok Pesantren”.

    BalasHapus

WELLCOME TO SMP N 3 KOTA SERANG

HAI APAKABAR SISWA KREATIF AYO GABUNG DI BLOGSPOT SMP N 3 KOta SeraNG......EkpRESikan KOmentar2 Yg Kre@TIF.....Dan YAng pasti nya.....POSITIF,,,,,,OKe...............

Apakah senang belajar di SMPN 3 Kota Serang